Cara Membuat Portofolio Penulis Konten
Mengapa Portofolio Penting untuk Penulis Konten?
Sebagai blogger, mungkin kamu memiliki pikiran jika blog sudah menjadi bukti kemampuan menulis, blogger itu sama tapi berbeda juga dengan penulis konten apalagi tujuannya untuk portofolio, namun blog juga bisa disisipkan ke dalam portofolio sebagai variasi konten yang pernah kamu tulis.Berikut perbedaan penulis konten dan blogger:
- Target Audiens Berbeda: Bisa jadi blog yang kamu tulis target audiencenya untuk ibu-ibu usia 30 tahunan, sedangkan konten untuk portofolio sebagai penulis konten bisa jadi audiencenya untuk gen z, first job dan lainnya.
- Kurasi Konten: Portofolio memilih karya terbaik dan relevan dengan bidang target (misalnya, artikel SEO, copywriting, atau technical writing).
- Profesionalisme: Portofolio yang terstruktur menunjukkan keseriusan dalam berkarir di dunia penulisan.
Cara Membuat Portofolio Penulis Konten
Selanjutnya, kamu harus memperhatikan hal ini sebelum membuat portofolio sebagai penulis konten, perhatikan hal berikut:Profil Singkat yang Menarik
Perkenalkan diri kamu dalam 3–4 kalimat. Tuliskan secara singkat dan sesuai dengan keahlianmu. Contoh:"Saya seorang penulis konten spesialis teknologi dengan pengalaman dua tahun menulis artikel seperti tutorial, review gadget, dan konten SEO untuk startup digital."
Ada yang berpendapat tidak perlu menyisipkan foto diri karena kamu bisa juga menyisipkan linkedin dalam portofolio. Tapi aku menyisipkan foto pribadi yang profesional agar lebih terasa profesional (menurutku).
Tunjukkan karya terbaikmu
Pilih 8–10 karya yang mencakup berbagai format dan niche:- Artikel blog (contoh: panduan panjang, listicle).
- Copywriting (sales page, email marketing).
- Konten teknis (whitepaper, case study).
Karya terbaikmu ini juga dijelaskan mengapa karya ini akan memikat klien, misalnya artikelmu dimuat di web tertentu, sudah bekerjasama dengan klien sebelumnya di bidang teknikal writer, artikel organik di blog sudah menarik sekian ribu pembaca, tulisan copywriting menghasilkan lead sekian dan masih banyak lagi.
Paling penting sih, hasil kerjamu mampu memberikan solusi atas keresahan dari klien, seperti kamu mampu membuat artikel seo friendly, copywriting yang menghasilkan lead sekian dan sebagainya.
Tips: Jika belum memiliki klien, buatlah project pribadi, misalnya memberikan jasa secara cuma-cuma untuk usaha temanmu, atau studi kasus dari kursus yang kamu ikuti. Beberapa teman atau penulis konten lainnya mengatakan usahakan portofolio dari benar-benar project secara nyata, bukan dari mock up atau fake project.
Namun, jika memang kesulitan mencari project secara ril, kamu bisa menyematkan fake project ke dalam portofolio kamu.
Testimoni
Tambahkan beberapa testimoni dari klien atau pembaca yang sudah pernah bekerjasama denganmu sebelumnya.Contoh:
"Artikel yang ditulis meningkatkan traffic blog kami sebesar 40% dalam 3 bulan."
Jika belum ada, minta testimoni dari sesama blogger atau komunitas.
Daftar Jasa yang Kamu Tawarkan
Jelaskan jenis layanan yang kamu tawarkan, seperti: penulisan blog, editing, riset keyword, atau konsultasi konten. Cantumkan juga niche spesialisasi (misalnya, kesehatan, keuangan, atau travel).Call-to-Action (CTA)
Pastikan klien mudah menghubungi kamu via email, LinkedIn, atau formulir.Akhiri dengan CTA seperti "Hubungi saya untuk diskusi proyek lebih lanjut!"
Langkah Membangun Portofolio dari Nol
1. Kumpulkan dan Pilah Karya
Ambil 8-10 artikel terbaik dari hasil kerja dari klien sebelumnya, magang, blog atau platform sebelumnya (Medium, LinkedIn). Kelompokkan berdasarkan tema atau format untuk memudahkan navigasi.2. Pilih Platform yang Tepat
Kamu bisa menggunakan website pribadi sebagai portofolio, seperti menggunakan WordPress, Squarespace, atau Carrd untuk kustomisasi. Menggunakan Platform Portofolio lainnya seperti: Journo Portfolio, Contently, atau Muck Rack (gratis/berbayar) Pastikan portofolio mudah diakses via mobile atau bisa juga PDF Portofolio: Alternatif sederhana untuk dikirim via email.3. Gunakan kategori jelas seperti "Artikel Teknologi", "Copywriting", dll
Cara ini untuk mempermudah klien menganalisa artikel yang pernah kamu tulis.4. Tambahkan tombol download PDF untuk versi offline.
Selain membuat portofolio secara offline, bisa juga membuat yang versi offline dan berikan pilihan download agar bisa diakses secara offline.Kesalahan Umum yang Harus Dihindari
- Terlalu Banyak Konten: Portofolio bukan arsip! Fokus pada kualitas, bukan kuantitas.
- Tidak Menunjukkan Proses: Sisipkan penjelasan singkat tentang strategi penulisan, riset keyword, atau kolaborasi dengan klien.
- Mengabaikan SEO: Optimalkan portofolio dengan kata kunci seperti "penulis konten teknologi" atau "jasa penulisan artikel SEO".
- Tidak Diperbarui: Update portofolio setiap 3–6 bulan dengan karya terbaru.
- Strategi Promosi Portofolio untuk Mendapatkan Klien
- Manfaatkan Blog yang kamu punya: Tambahkan banner "Hire Me" yang mengarah ke portofolio.
- Gunakan Media Sosial: Share link portofolio di LinkedIn, Twitter, atau Instagram dengan caption menarik.
- Bergabung di Platform Freelance: Upwork, Fiverr, atau Projects.co.id. Sisipkan link portofolio di profil.
- Jaringan dan Kolaborasi: Ikut komunitas penulis atau tawarkan guest post ke blog populer.
- Update Testimoni: Tambahkan ulasan baru setiap kali menyelesaikan proyek.
- Revisi Desain: Sesuaikan tampilan yang clean dan mudah dibaca.
Cara Meningkatkan Keahlian agar Portofolio Semakin Menarik
Meskipun sudah membuat portofolio, jangan lupa untuk update sesuai dengan pengalamanmu. Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan keahlian menulis konten kamu:- Baca Banyak: Baca berbagai jenis konten dari berbagai sumber untuk memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan menulis.
- Tulis Secara Rutin: Semakin sering menulis, semakin baik kemampuan yang kamu miliki. Buat jadwal menulis rutin dan patuhi jadwal tersebut.
- Ikuti Pelatihan: Ikuti pelatihan atau kursus menulis konten untuk mempelajari teknik-teknik terbaru dan mendapatkan umpan balik dari para ahli.
- Minta Umpan Balik: Minta umpan balik dari teman, kolega, atau klien tentang karya-karya yang sudah kamu buat. Gunakan umpan balik tersebut untuk memperbaiki kemampuan menulis.
- Eksperimen dengan Gaya Menulis: Jangan takut untuk mencoba gaya menulis yang berbeda. Ini akan membantu Anda menemukan gaya yang paling cocok untuk kamu.
- Pelajari SEO: Pemahaman tentang SEO (Search Engine Optimization) sangat penting bagi penulis konten. Pelajari cara menulis konten yang ramah SEO agar tulisanmu mudah ditemukan di mesin pencari.
- Memahami Target Audiens: Dengan memahami target audiens, maka konten yang anda buat akan relevan, sehingga akan menarik minat pembaca.
Dengan memiliki portofolio yang kuat dan terus meningkatkan keahlian, kamu akan menjadi penulis konten yang sukses dan banyak dicari. Yuk percaya diri dengan menyusun protofoliomu
Posting Komentar untuk "Cara Membuat Portofolio Penulis Konten"
Maaf moderasi terlebih dahulu, karena banyak spam. Terimakasih yang sudah berkomentar :)