Review buku Minoel : Mengetahui Pola Pelaku Kekerasan Dalam Pacaran.
Penulis : Ken Terate.
Cover : Orkha Creative.
Cetakan kedua, April 2021
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama.
272 halaman
ISBN 9786020316802
ISBN Digital 9786020612768
Sinopsis
Kata orang, cinta butuh pengorbanan. Kata orang, cinta berarti memberi. Itulah yang dipercaya Minoel saat Akang menawarkan cinta dan mimpi indah. Minoel melayang ke awang-awang. Akhirnya ada juga cowok yang mencintai dirinya yang cacat.Minoel menerima cinta Akang. Meskipun itu berarti dia tidak bisa ikut kegiatan hadrah dan pramuka lagi. Meski itu berarti dia tidak bisa sering-sering main dan gosip bareng Lilis dan Yola lagi.
Namun, Akang perlahan berubah. Cowok itu mulai bertingkah kasar dan tak masuk akal. Inilah ujian cinta Minoel. Akang mau menerimanya yang serba kekurangan, miskin, bodoh dan cacat. Sudah seharusnya dia menerima kelakukan Akang yang buruk, kan? Toh buruknya hanya kadang-kadang.
Yola dan Lilis terus membela dan mengingatkan Minoel bahwa Akang tidak baik untuknya. Namun, Minoel terus mengabaikan teman-temannya. Ketika Akang mulai menuntut Minoel menyerahkan diri sepenuhnya, Minoel jadi bertanya apakah cinta memang butuh pengorbanan SEBESAR itu? Lebih jauh lagi, apakah itu benar-benar cinta?
Novel ini termasuk Young Adult, kalau lihat temanya agak berat ya, kekerasan dalam pacaran untuk bacaan remaja. Penasaran dong bagaimana penulis merangkai cerita agar pesannya tersampaikan.
Membaca novel Minoel seperti membaca diary si Minoel, karena menggukan sudut pandang orang pertama. Minoel saat ini sebagai survivor bercerita tentang pengalaman hidupnya.
Karena novel ini termasuk terbitan lama dengan dicetak ulang, ada beberapa kata yang nampak jadul, seperti merek handphone, blackberry, tapi itu bikin daya tarik tersendiri.
Meskipun Minoel merupakan tokoh utama, namun kehadiran kedua temannya yaitu Yola dan Lilis memberikan sudut pandang tersendiri bagaimana ketiga gadis melihat dunia termasuk percintaan dan persahabatan.
Namun, Akang perlahan berubah. Cowok itu mulai bertingkah kasar dan tak masuk akal. Inilah ujian cinta Minoel. Akang mau menerimanya yang serba kekurangan, miskin, bodoh dan cacat. Sudah seharusnya dia menerima kelakukan Akang yang buruk, kan? Toh buruknya hanya kadang-kadang.
Yola dan Lilis terus membela dan mengingatkan Minoel bahwa Akang tidak baik untuknya. Namun, Minoel terus mengabaikan teman-temannya. Ketika Akang mulai menuntut Minoel menyerahkan diri sepenuhnya, Minoel jadi bertanya apakah cinta memang butuh pengorbanan SEBESAR itu? Lebih jauh lagi, apakah itu benar-benar cinta?
Review.
Sebelum baca review ini lebih lanjut, sepertinya bakalan banyak spoiler, kalau nggak keberatan, bolehlah lanjut baca.Novel ini termasuk Young Adult, kalau lihat temanya agak berat ya, kekerasan dalam pacaran untuk bacaan remaja. Penasaran dong bagaimana penulis merangkai cerita agar pesannya tersampaikan.
Membaca novel Minoel seperti membaca diary si Minoel, karena menggukan sudut pandang orang pertama. Minoel saat ini sebagai survivor bercerita tentang pengalaman hidupnya.
Karena novel ini termasuk terbitan lama dengan dicetak ulang, ada beberapa kata yang nampak jadul, seperti merek handphone, blackberry, tapi itu bikin daya tarik tersendiri.
Meskipun Minoel merupakan tokoh utama, namun kehadiran kedua temannya yaitu Yola dan Lilis memberikan sudut pandang tersendiri bagaimana ketiga gadis melihat dunia termasuk percintaan dan persahabatan.
Yola cenderung keras, meskipun ucapannya ada benarnya namun penyampaiannya terlalu ketus membuat kedua sahabatnya ini merasa tersindir dan nggak jarang juga pengin marah namun tetap memakluminya sebagai sahabat.
Saya termasuk yang suka dengan karakter Yola, meskipun terlihat nggak ada simpati pada kedua temannya, namun dia termasuk sahabat yang loyal dan tegas, mengatakan hal yang salah adalah salah, nggak melunak atau mewajarkan hal yang salah. Meskipun ketiga sahabat ini mengalami perselisihan, Yola selalu pasang badan terlebih dahulu jika ada yang menyakiti.
Terlihat dari peristiwa "penculikan" Minoel yang dilakukan oleh Akang, Yola tampak sigap karena merasa ada yang tidak beres.
Dari ketiga remaja ini, Yola termasuk orang yang berada dan secara fisik nggak ada kekurangan, jadi ia dianggap tidak simpati ataupun pemikirannya nggak relevan dengan Minoel dan Lilis. Minoel yang memiliki tubuh tidak sempurna, merasa Yola nggak bisa mengerti bagaimana perasaan Minoel yang "ditembak" seorang laki-laki, diidam-idamkan sama laki-laki karena menurut Minoel, mudah sekali Yola mendapatkan laki-laki karena parasnya yang cantik.
Begitu juga dengan Lilis, pemikiran Yola terlalu idealis karena menuduh Lilis tidak konsisten dengan janji ketika mereka masih SD, ingin meraih cita-cita setinggi mungkin, namun Lilis malah menikah di usia muda. Lilis menganggap kehidupan Yola nggak serba kekurangan, tidak seperti Lilis yang harus menanggung derita karena Ayahnya yang semakin hari sakitnya tak kunjung sembuh dan biaya SMA maupun masuk kuliah tidaklah sedikit.
Menurut saya, ketiga karakter ini cukup mewakilkan pemikiran remaja yang sedang mencari jati dirinya, masih penuh ambisi namun realita kehidupan nggak sesuai dengan harapan.
Yola nggak sesempurna yang dibayangkan teman-temannya, ada pergolakan batin tentang laki-laki mana sih yang benar-benar tulus dengannya, karena Yola ini memiliki trust issue pada sesosok ayah.
Kemiskina, masalah keluarga, ketidaksempurnaan fisik, kelebihan dan kekurangan setiap tokoh ini nampak realistis, gimana pada usia remaja harus menjalani persoalan yang mereka hadapi, nah yang menjadi higlight, fokus utamanya adalah percintaan.
Bagaimana pola seorang yang bisa dikatakan toxic.
Nah, baca novel tuh bukan untuk menambah bahan halu, namun ada hal yang bisa kita ambil pelajarannya atau hikmahnya. Karena baca novel Minoel ini, sepertinya seseorang yang toxic dalam hubungan pacaran bisa diketahui polanya.
Agak sebel juga sih sama Minoel, padahal udah diberi peringatan sama Yola kalau Akang tuh orang nggak bener, tapi tetep aja belain Akang, percaya kalau ia udah berubah, preeet laaah..
Akang membuat Minoel mabuk kepayang dengan melakukan intensitas perhatian yang nggak putus-putus. Minoel merasa istimewa karena fisiknya yang tidak sempurna, dengan kehadiran Akang, Minoel merasa ia spesial, nggak kalah dari Yola.
Akang mengetahui kelemahan Minoel yaitu ia memiliki keluarga yang tidak harmonis, Akang siap menjadi tempat Minoel berkeluh kesah, Akang membuat Minoel "ketergantungan", siapa lagi sih yang perhatian dan selalu ada buat Minoel kalau bukan Akang, pokoknya bikin Minoel ketergantungan dengan kehadiran Akang.
Kemudian, mulai nih timbul sifat yang tidak menyenangkan dengan alasan sayang, sifat cemburu Akang yang membuat aktifitas Minoel mulai terganggu, tapi si Akang nih pintar bersilat lidah, atau bisa jadi si cowok yang nggak ganteng amat memiliki sifat manipulatif, cemburuan, posesif, dan suka marah pada Minoel, eh esok harinya seperti nggak ada kejadian apa-apa dan memborbardir Minoel dengan rayuan, sehingga Minoel jadi bingung, apa yang harus dilakukan, beranggapan kalau cinta tuh harus menerima apa adanya.
Jatuh cinta membuat Minoel "buta" padahal sudah nampak jelas jika Akang bukan orang yang pantas untuk dicinta, malah menjadi "pahlawan" kalau bisa mengubah Akang. Padahal seseorang bisa berubah karena dirinya sendiri, bukan orang lain.
Sifat manipulatif yang malah semakin mulai menjadi-jadi, melakukan pemaksaan melakukan hubungan inainu.
Minoel menjadi pihak lemah karena seakan-akan terdoktrin omongan Akang yang banyak tipu muslihat, kalau ia cemburu gara-gara Minoel yang nggak menjaga perasaan, gara Minoel yang nggak mau mengabulkan permintaan, pokoknya gara-gara Minoel.
Review buku lainnya :
- Aku bukannya menyerah, hanya sedang lelah
- Kumpulan cerpen : Mantra Lilith
- Make it happen - Perencanaan Keuangan ala Prita Ghozie
- Menjadi cantik, gaya dan tetap kaya ala Prita Ghozie
Semabuk kepayangnya kamu pada cinta, harus pakai logika, meskipun akan selalu ada pro dan kontra pada orang sekitar, setidaknya dengarlah pendapat orang lain, bisa menjadi masukan, apalagi kalau urusan hati, susah diberitahui, bawaannya semua akan indah jika dilakukan bersama sang kekasih. Padahal relationship tuh bersifat dinamis, karakter orang berbeda-beda dan akan selalu ada hal yang tidak sesuai, jangan terlena akan cinta, cari pendapat orang terdekat apakah hubungan yang dijalani memah hubungan sehat atau udah mulai ke arah kekerasan dalam pacaran.
Kekerasan bukan hanya bersifat kekerasan fisik, namun dengan melarang pasangan untuk mengembangkan diri, seperti nggak boleh ikutan ekstrakulikuler, itu udah termasuk kekerasan dalam pacaran.
Bagi yang memiliki sodara, anak, sepupu, ataupun tetangga yang masih remaja, harus lebih peka nih ketika para remaja ini sudah mulai tertarik dengan lawan jenis, bisa juga buku ini sebagai hadiah untuk mereka, penyampaian novel ini nggak terkesan menggurui karena seperti membaca buku hari Minoel.
Posting Komentar untuk "Review buku Minoel : Mengetahui Pola Pelaku Kekerasan Dalam Pacaran."
Maaf moderasi terlebih dahulu, karena banyak spam. Terimakasih yang sudah berkomentar :)