Review Buku Mitomania (Sudut Pandang)
Penulis : Ari Keling
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Halaman : 253
Harga : 52.000
Perundungan itu ada di sekitar kita, tapi bagaimana jika temanmu yang kamu percaya melakukan hal tersebut? Apakah kamu tetap membelanya? Melaporkannya? Atau malah diam saja sebagai penonton?
Sebagai korban perundungan oleh teman sekolahnya, Kefiandira (Kefi) melaporkan ke Kepala Sekolah (Pak Beni), jika Lisa dan Amanda merupakan pelaku perundungan. Morgan sebagai teman akrab kaget dengan pengakua Kefi. Namun, banyak dari mereka yang mulai curiga dengan kesaksian Kefi.
Buku ini sejak awal langsung mengikat pembaca untuk terus-menerus membaca hingga selesai. Buku psikologi yang secara tidak langsung mengajak kita (pembaca) menelusuri setiap kejadian dari berbagai sudut pandang, siapakah yang berbohong?
Setiap tokoh memiliki karakter yang kuat, bahkan setelah selesai membaca, masih teringat kuat di pikiran. Bahkan penyelesaian konflik, pembaca diajak berperan sebagai detektif, siapakah pelaku yang sebenarnya, apa motifnya.
Tokoh yang menarik perhatian saya adalah Pak Joni dan Pak Beni, saya merasa posisi saya sebagai pembaca seperti kedua tokoh ini, kadang punya asumsi sendiri, tapi harus mengumpulkan bukti agar tidak salah tuduh dan mampu menyelesaikan masalah.
Menggunakan alur campur, bercerita tentang kejadian saat ini ketika perseteruan antara Kefi, Amanda, Morgan dan Lisa. Kemudian pembaca akan merasakan pergolakan batin ketika diajak menelusuri masa lalu para tokoh utama.
Terjadi suatu kasus perundungan memang banyak faktor pencetusnya, semakin menyelami masa lalu dan karakter yang berbeda-beda, semakin yakin jika manusia tidak ada yang benar-benar "putih".
Jangan pernah untuk melewati setiap halaman, karena akan mengajak kita mendalami setiap karakter pada sudut pandang yang berbeda.
Novel ini paling seru jika dibaca hingga selesai dalam sekali duduk, atau segera baca hingga selesai, jangan ditunda. Karena novel misteri akan semakin seru jika tanpa jeda, apalagi halaman pertama sudah menggiring kamu untuk mencurigai Kefi, Lisa, Amanda dan Morgan, siapa yang berbohong dan siapa yang jujur.
Jika memang belum ada waktu senggang, bacalah sudut pandang tokoh hingga selesai, misalnya ingin berhenti di halaman 65, ternyata halaman tersebut berada pada sudut Morgan yang bercerita, jangan berhenti di situ, lanjut baca sedikit lagi menuju halaman 71, cerita dari sudut pandang Morgan selesai.
Karena menurut saya, mempertahankan posisi pembaca untuk melihat dari posisi salah satu tokoh, akan lebih dapat emosinya. Bagaiamana Morgan melihat temannya beradu argumen, bagaimana cerita menurut Kefi, atau cerita dari pengakuan Lisa maupun Amanda, nanti pembaca akan merasakan sensasi yang berbeda jika memosisikan diri pada tokoh yang berbeda.
Tapi tetap terasa ada sedikit percintaan tapi bukan sekadar tempelan saja atau sebagai pemanis, justru percintaan juga turut andil untuk kasus perundungan.
Sebagai pembaca, saya langsung tertarik dengan nama tokoh Kefiandira, namanya terkesan lembut namun ada kesan tegas. Ternyata Ari keling menaruh perhatian pada hal yang kecil, sengaja memilih nama yang menarik pembaca.
Proses penulisannya kurang lebih 1 bulan, namun risetnya sudah jauh-jauh hari, bahkan di laptopnya ada beberapa folder tema novel yang akan ditulis, di dalam folder tersebut berisi riset yang dilakukan oleh penulis. Hal tersebut akan memudahkan untuk menulis novel yang utuh.
Riset Mitomania tidak main-main lho. Terdapat data yang terperinci, seperti apa bedanya mitonamia dengan penyakit mental lainnya, apa ciri-ciri mitomania. Pengambilan data dari buku-buku psikolog dan bertanya dari sumber terpercaya.
Karena berlatar belakang anak sekolah, sedangkan Mas Ari sudah dewasa, tentu perlu mengulik lebih dalam bagaimana keadaan sekolah saat ini agar tampak relevan dengan saat ini. Contohnya seperti istilah BK (Bimbingan konseling), kalau dulu menggunakan istilah BP (Bimbingan Penyuluhan).
Tips membaca agar semakin menarik dan tidak hilang fokus.
Novel ini paling seru jika dibaca hingga selesai dalam sekali duduk, atau segera baca hingga selesai, jangan ditunda. Karena novel misteri akan semakin seru jika tanpa jeda, apalagi halaman pertama sudah menggiring kamu untuk mencurigai Kefi, Lisa, Amanda dan Morgan, siapa yang berbohong dan siapa yang jujur.
Jika memang belum ada waktu senggang, bacalah sudut pandang tokoh hingga selesai, misalnya ingin berhenti di halaman 65, ternyata halaman tersebut berada pada sudut Morgan yang bercerita, jangan berhenti di situ, lanjut baca sedikit lagi menuju halaman 71, cerita dari sudut pandang Morgan selesai.
Karena menurut saya, mempertahankan posisi pembaca untuk melihat dari posisi salah satu tokoh, akan lebih dapat emosinya. Bagaiamana Morgan melihat temannya beradu argumen, bagaimana cerita menurut Kefi, atau cerita dari pengakuan Lisa maupun Amanda, nanti pembaca akan merasakan sensasi yang berbeda jika memosisikan diri pada tokoh yang berbeda.
Sejumput percintaan di dalam novel psikologis.
Meskipun sudah terdapat label jika novel ini merupakan novel psikologi, bagi saya tetap terasa misteri, siapa yang berkata jujur? Apa alasan di balik perundungan? Dan semuanya masih misteri.Tapi tetap terasa ada sedikit percintaan tapi bukan sekadar tempelan saja atau sebagai pemanis, justru percintaan juga turut andil untuk kasus perundungan.
Cinta itu pamrih, Gan, kataku dalam hati. Kamu ngasih aku sesuatu pasti ada maunya. Minimal kamu mau aku mengganggapmu baik dan akhirnya aku suka sama kamu, sambung kata hatiku. - halaman 46-
Booktalk bersama Ari Keling.
Pada beberapa waktu yang lalu, saya mengikuti booktalk di akun instagram Ari keling. Sengaja meluangkan waktu, jujur saja penasaran dengan latar belakang terciptanya novel ini dan bagaimana proses kreatif untuk menulis.Sebagai pembaca, saya langsung tertarik dengan nama tokoh Kefiandira, namanya terkesan lembut namun ada kesan tegas. Ternyata Ari keling menaruh perhatian pada hal yang kecil, sengaja memilih nama yang menarik pembaca.
Proses penulisannya kurang lebih 1 bulan, namun risetnya sudah jauh-jauh hari, bahkan di laptopnya ada beberapa folder tema novel yang akan ditulis, di dalam folder tersebut berisi riset yang dilakukan oleh penulis. Hal tersebut akan memudahkan untuk menulis novel yang utuh.
Riset Mitomania tidak main-main lho. Terdapat data yang terperinci, seperti apa bedanya mitonamia dengan penyakit mental lainnya, apa ciri-ciri mitomania. Pengambilan data dari buku-buku psikolog dan bertanya dari sumber terpercaya.
Karena berlatar belakang anak sekolah, sedangkan Mas Ari sudah dewasa, tentu perlu mengulik lebih dalam bagaimana keadaan sekolah saat ini agar tampak relevan dengan saat ini. Contohnya seperti istilah BK (Bimbingan konseling), kalau dulu menggunakan istilah BP (Bimbingan Penyuluhan).
Selain itu, Penulis juga mengumpulkan data tentang alur seorang siswa yang sedang bermasalah dengan temannya, permasalahan yang sering terjadi saat sekolah, dan masih banyak lagi.
Pada awalnya, novel yang diikutkan lomba di Penerbit Indiva ini berjumlah 120 halaman, saat masuk proses editing, novel ini berkembang menjadi 253 halaman. Begitu juga dengan judul yang mengalami penambahan, karena menurut editor judul “Sudut pandang” terlalu pendek, jadi perlu ada penambahan. Setelah berdiskusi, akhirnya tercipta judul, Mitomania (Sudut pandang).
Proses yang panjang, dan patut diacungi jempol. Sebagai pembaca, saya senang dengan hadirnya novel Mitomania (Sudut Pandang), masih melekat di hati meskipun sudah selesai membacanya.
Posting Komentar untuk "Review Buku Mitomania (Sudut Pandang)"
Maaf moderasi terlebih dahulu, karena banyak spam. Terimakasih yang sudah berkomentar :)