Pengalaman Berinvestasi di BukaReksa
sumber : pexels |
Seandainya di rekening tabungan hanya memiliki uang 200ribu, apa yang teman lakukan?
Hanya menatap dengan mata kosong? Hmm.. sebentar deh, itu kenapa membikin ilustrasi nanggung banget hanya punya duit 200ribu π, biasanya kasih ilustrasi yang enak – enak, punay duit puluhan atau ratusan juta, kemudian membayangkan bakalan beli rumah, mobil, naik haji. Kalau hanya 200ribu malah bingung mau dibuat apa, ujung – ujungnya dibiarin aja di rekeningπ
π.
Semua ini tentang mindset kepemilikan uang. Dulu, kalau dapat honor dalam satu bulan, ya harus dihabiskan dalam satu bulan itu, kalau bulan depan, ya nunggu duit dari kerjaan bulan depan. Harus dihabiskan! Alokasi dana mengalirnya lebih banyak ke urusan makan dan gadget.
Oiya, saya freelance, karena sesuatu hal saya memutuskan untuk freelance. Dulu, pekerjaan sebagai SPG, fee lumayan dan jualan ini itu, dari dulu memang sudah teliti untuk urusan keuangan pribadi, meski tinggal di rumah orangtua dan masih ditanggung oleh orangtua. Dunia terasa baik – baik saja, indah menawan dengan segala janji – janji manis yang ditawarkan, nggak heran kalau mudah banget untuk menabung. Bergelimang harta disir sendiri.
Kemudian dunia nggak sama lagi, dunia menampakkan wajah aslinya, atau sebenarnya saya yang terlena? Oke, jangan menyalahkan dunia atau sumpah serapah dengan nasib. Setidaknya survive terlebih dahulu, selanjutnya ingin mewujudkan keinginan untuk memiliki usaha sendiri.
Karena kehilangan salah satu orangtua, pemikiran saya langsung menuju ke 5 – 10 tahun ke depan, berpikir dan persiapan yang lebih matang.
Horor banget ya pemikiran seperti ini? Berasa cemas banget ya?π Sebenarnya nggak juga sih, dengan kejadian yang saya alami, lebih sadar akan masa depan, lebih tepatnya sadar akan perencanaan keuangan. Aku juga memikirkan kelak, saat berumah tangga, meskipun banyak orang yang bilang jika setiap anak memiliki rezekinya sendiri, tapi sebagai orangtua juga menginginkan kehidupan anaknya nyaman. Mengikuti pepatah yang sudah sering terdengar, sedia payung sebelum hujan. Sadar financial sebelum menyesal #berirama.
Dari latar belakang tersebut, mulai deh aktif mengikuti edukasi perencanaan keuangan, Alhamdulillah dapat yang gratisan. Meskipun gratisan tapi materinya mantap banget. Konsultasi dengan teman, mengikuti saran atau setidaknya mendengarkan curhatan atau keluhan teman – teman yang sudah menikah, khususnya tentang keuangan keluarga dan pribadi. Rumit ya ternyata, harus ada persiapan dari awal nih biar nggak kaget.
Untuk pengelolaan keuangan secara pribadi nggak ada masalah, hanya saja harus dialihkan dengan gaya hidup yang sederhana. Kalau dulu suka jajan dan hura – hura dengan gonta – ganti gadget, sekarang rem dulu dan menahan kesilauan duniawi demi terciptanya masa depan yang sejahtera, nyaman dan sentosaπ. Lebih tepatnya irit tapi bukan pelit. Kalau pengin banget beli gadget idaman, ya salah satunya harus kerja ekstra keras, atau ikutan kuis maupun lomba blog, perjuangan banget pokoknya
Keputusan untuk berinvestasi memang tidak mudah, tapi jangan membuat diri sendiri terkurung dengan ketakutan untuk melangkah demi masa depan. Sebelum memulai, memang lebih baik bertanya kepada pakarnya atau teman yang sudah memulai berinvestasi terlebih dahulu, tapi ingat ya prinsip dasar berinvestasi, high return high risk, low return low risk. Kalau diiming – iming return tinggi hanya dengan duduk – duduk cantik, waspada ya bisa jadi investasi bodong.
Jenis – jenis reksadana.
1. Reksadana Pasar Uang, (Seluruhnya instrumen pasar uang)
Karena merasa masih pemula yang butuh belajar terus menerus tentang investasi, menetapkan hati untuk investasi di pasar uang. Kemudian memilih manajer investasi (MI), cek – cek di OJK, mana MI yang legal dan cek juga track record MI. Kalau sudah siap, yuuk beli rekasadana.
Mudah, murah, dan cepat merupakan gambaran dari berinvestasi reksadana di BukaReksa. Tahapan menjual maupun membeli sangat mudah, tapi belum terpikir untuk menjualnya, masih belum waktunya, karena investasi reksadana ini ingi saya kelola untuk 3 tahun kedepannya.
Investasi bukan perkara berapa banyak uang yang diinvestaikan, melainkan bagaimana kita konsisten untuk mengalokasikan dana setiap bulannya. Konsisten berinvestasi dan juga melakukan perencanaan keuangan.
Namun, dengan 200ribu, saya memberanikan untuk “melangkah” demi masa depan, bagaimana caranya?
Semua ini tentang mindset kepemilikan uang. Dulu, kalau dapat honor dalam satu bulan, ya harus dihabiskan dalam satu bulan itu, kalau bulan depan, ya nunggu duit dari kerjaan bulan depan. Harus dihabiskan! Alokasi dana mengalirnya lebih banyak ke urusan makan dan gadget.
Oiya, saya freelance, karena sesuatu hal saya memutuskan untuk freelance. Dulu, pekerjaan sebagai SPG, fee lumayan dan jualan ini itu, dari dulu memang sudah teliti untuk urusan keuangan pribadi, meski tinggal di rumah orangtua dan masih ditanggung oleh orangtua. Dunia terasa baik – baik saja, indah menawan dengan segala janji – janji manis yang ditawarkan, nggak heran kalau mudah banget untuk menabung. Bergelimang harta disir sendiri.
Kemudian dunia nggak sama lagi, dunia menampakkan wajah aslinya, atau sebenarnya saya yang terlena? Oke, jangan menyalahkan dunia atau sumpah serapah dengan nasib. Setidaknya survive terlebih dahulu, selanjutnya ingin mewujudkan keinginan untuk memiliki usaha sendiri.
Tujuan Berinvestasi
Karena kehilangan salah satu orangtua, pemikiran saya langsung menuju ke 5 – 10 tahun ke depan, berpikir dan persiapan yang lebih matang.
"Kalau sudah pensiun atau tidak mampu menghasilkan uang, apa nanti hanya menyusahkan anak?"
"Kalau nanti menikah, namun suami meninggal terlebih dahulu, apa keuangan keluarga, baik - baik saja?"
"Kalau nanti punya anak, apa semuanya terpenuhi dengan nyaman?"
Dan masih banyak lagi....
Dari latar belakang tersebut, mulai deh aktif mengikuti edukasi perencanaan keuangan, Alhamdulillah dapat yang gratisan. Meskipun gratisan tapi materinya mantap banget. Konsultasi dengan teman, mengikuti saran atau setidaknya mendengarkan curhatan atau keluhan teman – teman yang sudah menikah, khususnya tentang keuangan keluarga dan pribadi. Rumit ya ternyata, harus ada persiapan dari awal nih biar nggak kaget.
Untuk pengelolaan keuangan secara pribadi nggak ada masalah, hanya saja harus dialihkan dengan gaya hidup yang sederhana. Kalau dulu suka jajan dan hura – hura dengan gonta – ganti gadget, sekarang rem dulu dan menahan kesilauan duniawi demi terciptanya masa depan yang sejahtera, nyaman dan sentosaπ. Lebih tepatnya irit tapi bukan pelit. Kalau pengin banget beli gadget idaman, ya salah satunya harus kerja ekstra keras, atau ikutan kuis maupun lomba blog, perjuangan banget pokoknya
Wajib untuk irit, eh tapi untuk hal makan itu wajib, hanya saja menunya yang diperhatikan, mending masak sendiri daripada uang habis untuk beli makanan di luar. Meski punya tujuan ke depan, tapi jangan menyiksa diri. Nggak mungkin juga setiap harinya cuma makan nasi putih beserta janji manismu, nggak kenyang malah jatuh sakit, semakin banyak pengeluaran untuk ke dokter!
Dulu, mengandalkan tabungan untuk menjaga kestabilan keuangan, sepertinya berpikir ulang kalau hanya mengandalkan tabungan saja. karena setiap tahunnya terjadi inflasi, lebih baik tabungan tujuangannya untuk menyimpan uang saja agar uangnya aman dan untuk bayar tagihan bulanan.
Dulu, mengandalkan tabungan untuk menjaga kestabilan keuangan, sepertinya berpikir ulang kalau hanya mengandalkan tabungan saja. karena setiap tahunnya terjadi inflasi, lebih baik tabungan tujuangannya untuk menyimpan uang saja agar uangnya aman dan untuk bayar tagihan bulanan.
Oke, mari kita berinvestasi, produk investasi yang melampaui inflasi, mengapa? Karena setiap tahunnya harga barang naik. Contoh gampangnya, coba aja beli bakso 10ribu, dapat apa aja tuh, beberapa bulan berikutnya, ukuran baksonya tetap atau malah makin imut (kecil)?
Pada awalnya memang cukup susah untuk menyiapkan mental dan pikiran jika ingin berinvestasi, keuangan pribadi harus sehat dulu nih, dalam arti jangan sampai karena investasi, tagihan yang mendesak dan utama malah nggak sanggup bayar tepat waktu. Harus dibenahi arus kas, mencatat pengeluaran dan pendapatan, kalau sudah "sehat" keuangannya, langsung deh cari produk investasi yang cocok.
Jangan lupa untuk menentukan tujuan berinvestasi, jangan asal ikut – ikutan, tapi memang dilakukan atas dasar kemauan diri sendiri. Tujuan investasi dibedakan menjadi 3, yaitu : investasi jangka pendek, investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek dalam rentan waktu 1 – 3 tahun, begitu juga seterusnya.
Mengapa memilih reksadana sebagai investasi? Tentunya investasi yang mampu menunggangi inflasi yang rata - rata 5% pertahun. Pembayarannya mudah dan ringan (mulai dari 10ribu), pembelian maupun penjualan mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk pencairan. Dilihat dari pertumbuhan reksadana (khususnya rekasadan pasar uang) cukup stabil (kalau lihat di Bukareksa, setiap hari warnanya hijau mulu.
Jangan lupa untuk menentukan tujuan berinvestasi, jangan asal ikut – ikutan, tapi memang dilakukan atas dasar kemauan diri sendiri. Tujuan investasi dibedakan menjadi 3, yaitu : investasi jangka pendek, investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek dalam rentan waktu 1 – 3 tahun, begitu juga seterusnya.
Investasi reksadana di Bukarekasa
Reksadana merupakan program investasi yang menggabungkan modal dari banyak investor, dan berinvestasi pada beragam instrumen, serta dikelola secara profesional oleh perusahaan pengelola aset (Manajer Investasi)
Mengapa memilih reksadana sebagai investasi? Tentunya investasi yang mampu menunggangi inflasi yang rata - rata 5% pertahun. Pembayarannya mudah dan ringan (mulai dari 10ribu), pembelian maupun penjualan mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk pencairan. Dilihat dari pertumbuhan reksadana (khususnya rekasadan pasar uang) cukup stabil (kalau lihat di Bukareksa, setiap hari warnanya hijau mulu.
Jenis – jenis reksadana.
1. Reksadana Pasar Uang, (Seluruhnya instrumen pasar uang)
2. Reksadana Pendapatan Tetap (Minimal 80% obligasi).
3. Reksadana Campuran (campuran antara pendapatan tetap dan reksadana saham).
4. Reksadana Saham (Minimal 80% saham).
Karena merasa masih pemula yang butuh belajar terus menerus tentang investasi, menetapkan hati untuk investasi di pasar uang. Kemudian memilih manajer investasi (MI), cek – cek di OJK, mana MI yang legal dan cek juga track record MI. Kalau sudah siap, yuuk beli rekasadana.
Bersyukur memiliki teman yang enak banget diajak sharimg tentang investasi, dan karena dia juga, saya memilih BukaReksa sebagai tujuan berinvestasi, banyak sekali pilihan MI yang dapat dilirik. Maklum ya, agak mundur cantik kalau disuruh terjun langsung untuk berinvestasi, materi sih paham, kalau praktik, hmmm.. bisa nggak nihπ. Jadi, carilah sebanyak – banyaknya rekomendasi untuk berinvestasi, pilah – pilih yang cocok dan ingat dengan tujuan berinvestasi, untuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang.
Tahapan untuk berinvestasi di BukaReksa sangat mudah, langkah pertama mendaftar akun di Bukareksa, yaitu dengan cara mengisi data pribadi, KTP dan tanda tangan secara virtual. Setelah diterima dan disetujui, pilih MI yang diinginkan dan jenis reksadana.
Tahapan untuk berinvestasi di BukaReksa sangat mudah, langkah pertama mendaftar akun di Bukareksa, yaitu dengan cara mengisi data pribadi, KTP dan tanda tangan secara virtual. Setelah diterima dan disetujui, pilih MI yang diinginkan dan jenis reksadana.
di BukaReksa juga ada panduan, mungkin masih banyak teman - teman yang belum paham dengan istilah - istilah dalam reksadana. Setiap MI juga menyertakan prospektus dan keterangan ringkas yang berisi informasi, sebelum membeli dapat membaca dengan teiliti
Semua kegiatan transaksi, melihat portofolio, produk reksadana dan lainnya, cuma geser - geser di layar smartphone aja. Juga tersedia artikel tentang investasi untuk menambah wawasan, maupun berita dari BukaReksa, seperti berita pada tanggal 13 Desember 2018, BukaReksa menghadirkan 11 produk reksadana,
Sebenarnya nih, kalimat pembuka yang tentang duit 200ribu, merupakan duit yang ada di rekening saya sendiri ππ, eh beneran loh itu! Mengapa 200ribu, kok nggak investasi 10ribu, kan katanya mulai dari 10ribu, bisa investasi. Ada alasannya mengapa memulai investasi dengan uang 200ribu, karena ada promo cashback jika transfer minimal 200ribu di salah satu MI yang ada di BukaReksaππ. Kan enak banget kalau investasi dapat cahsback yang nantinya akan ditambahkan di reksadana pasar uang yang kita miliki. Jangan risau, masih banyak promo yang ada di BukaReksa, manfaatin deh jangan sampai ketinggalan promonya!
Sebenarnya nih, kalimat pembuka yang tentang duit 200ribu, merupakan duit yang ada di rekening saya sendiri ππ, eh beneran loh itu! Mengapa 200ribu, kok nggak investasi 10ribu, kan katanya mulai dari 10ribu, bisa investasi. Ada alasannya mengapa memulai investasi dengan uang 200ribu, karena ada promo cashback jika transfer minimal 200ribu di salah satu MI yang ada di BukaReksaππ. Kan enak banget kalau investasi dapat cahsback yang nantinya akan ditambahkan di reksadana pasar uang yang kita miliki. Jangan risau, masih banyak promo yang ada di BukaReksa, manfaatin deh jangan sampai ketinggalan promonya!
Mudah, murah, dan cepat merupakan gambaran dari berinvestasi reksadana di BukaReksa. Tahapan menjual maupun membeli sangat mudah, tapi belum terpikir untuk menjualnya, masih belum waktunya, karena investasi reksadana ini ingi saya kelola untuk 3 tahun kedepannya.
Investasi bukan perkara berapa banyak uang yang diinvestaikan, melainkan bagaimana kita konsisten untuk mengalokasikan dana setiap bulannya. Konsisten berinvestasi dan juga melakukan perencanaan keuangan.
Mulai berinvestasi dari sekarang..πππ
Posting Komentar untuk "Pengalaman Berinvestasi di BukaReksa"
Maaf moderasi terlebih dahulu, karena banyak spam. Terimakasih yang sudah berkomentar :)