Belanja Tanpa Nyampah, Pilah Sampah Itu Mudah
Belanja tanpa nyampah |
Permasalahan sampah sudah menjadi permasalahan yang pelik, lihat aja deh sampah rumah tangga, seminggu aja udah banyak banget sampah rumah tangga, apalagi kalau ditambah dengan sampah seluruh dunia, waduuuuh berjuta – juta ton nih. Bahkan sampah sudah merusak ekosistem laut. Pernah baca beberapa berita viral tentang penyu yang memakan sampah di laut, dan beberapa berita lainnya yang bikin miris. Mengurangi jumlah sampah memang butuh kesadaran diri sendiri. Masih ingat program pemerintah tentang kantong plastik yang dikenakan biaya? Ternyata tidak cukup efektif untuk mengurangi jumlah sampah.
Kampanye Unilever dan Hypermart, “Belanja Tanpa Nyampah, Pilah Sampah itu Mudah”.
sampah plastik yang dijadikan bahan baku maupun bentuk lainnya yang lebih bernilai ekonomis |
Dari latar belakang permasalahan tersebut, Unilever Indonesia bersama dengan Hypermart mengajak konsumen atau shopper untuk memilah sampah di rumah dan menyalurkan ke dropbox yang ada di 3 toko Hypermart (Hypermart Pakuwon, Hypermart Sidoarjo, dan Hypermart East Coast).
Pada tanggal 2 Desember 2017, Para blogger dan rekan media hadir di acara konferensi pers untuk kampanye, “Belanja tanpa Nyampah, Pilah Sampah Itu Mudah. Dalam acara tersebut, hadir beberapa pihak yang ikut menyukseskan kampanye ini. Yang pertama mewakili Kementrian Lingkungan Hidup, yaitu Ibu Agnes yang mengapresiasi kampanye ini, semoga dengan edukasi tentang pengurangan sampah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat. dimulai dari kita yang sadar akan dampak buruk sampah bagi kehidupan, dan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan makhluk hidup lainnya dapat terwujud.
Selanjutnya dari Bapak Abraham, perwakilan APERINDO. Pencarian Solusi untuk pengurangan sampah bukan hanya sebagai tanggung jawab pemerintah pusat saja, namun tanggung jawab semua lapisan masyarakat dan terstruktur. Masyarakat di daerah – daerah juga harus memiliki program – program untuk pengurangan sampah ini.
Ibu Maya dan Bapak Danny |
Ibu Maya Tamini selaku Head of Environment and Sustainability dari Yayasan Unilever Indonesia, menjelaskan jika Unilever ingin menjadi bagian dari solusi pengurangan sampah, kita semua tahu kan banyak dari produk Unilever menggunakan kemasan. Jika dulu menerapkan ekonomi linier, yaitu dari bahan baku kemudian produksi berlanjut ke konsumsi (mengambil manfaatnya) dan yang terakhir membuang (kemasan atau yang sudah tidak ada nilai manfaatnya). Berganti ke ekonomi sirkular, kemasan tidak dibuang dan dijadikan sampah, melainkan diolah kembali dan menjadi bahan baku, hal ini menjadikan sebuah komoditas yang berpotensi untuk dikembangkan dan memiliki nilai.
Komitmen Unilever dalam mengatasi permasalahan sampah sejalan dengan Unilever Sustainable Living Plan (USLP), strategi untuk terus menumbuhkan bisnisnya seraya mengurangi jejak lingkungan yang ditimbulkan gingga separuh dan meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat.
Unilever memang sudah menjalankan program edukasi tentang pengurangan sampah, sudah ada Desa Unilever sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Tetapi kerjasama dengan Hypermart dalam kampanye, "Belanja Tanpa Nyampah, Pilah Sampah Itu Mudah." kerjasama yang masih tahap awal, bertujuan untuk mengedukasi masyarakat untuk bergerak dengan kesadarannya sendiri untuk ikut andil dalam pengurangan sampah. Jika teman - teman jalan - jalan ke Hypermart, jangan lupa untuk membawa sampah dari rumah dan ditaruh di Dropbox yang ada di depan Hypermart. Ada 3 jenis sampah, yaitu Paper & Carton, Plastic Bottle, Pouch &Sachet.
Danny Kojongian selaku Corporate Communications Director & Corporate Secretary PT. Matahari Putra Prima Tbk. menyambut baik kerjasama antara Unilever dan Hypermart dalam mengurangi timbunan sampah kemasan produk di tengah masyarakat. Program ini diharapkan dapat mengedukasi konsumen untuk mengelola sampah dengan tepat. Sampah yang dikumpulkan konsumen tersebut akan disalurkan ke jaringan Bank Sampah binaan Unilever yang nantinya akan disalurkan ke industri daur ulang. Khususnya materi plastik fleksibel (plastik sachet dan pouch) akan menjadi materi untuk pabrik CreaSolv, pabrik daur ulang sampah kemasan plastik yang dimiliki Unilever bersama mitranya di Sidoarjo. Tau dong kalau plastik yang berupa pouch sangat susah untuk didaur ulang, karena itu Unilever bekerjasama dengan salah satu perusahaan di Jerman untuk menciptakan teknologi yang bisa mendaur ulang plastik fleksibel, yang dinamakan teknologi CreaSolv.
zero waste |
Akan ada reward bagi konsumen yang membawa sampah kemasan kosong dan bersih yang akan dimasukkan ke dalam dropbox :
Setiap hari Senin - Sabtu di Media Sosial :
1. Kumpulkan sampah kemasan apapun.
2. Foto dengan pose memasukkan sampah kemasan ke dalam dropbox.
3. Upload foto ke instagram dengan caption berisi tips cara pilah sampah di rumah.
4. Gunakan hastag #BelanjaTanpaNyampah
5. Mention atau tag @UnileverIDN dan @hypermart_id
6. Pemenang akan dipilih setiap bulan berdasarkan foto dan tips yang paling menarik
Setiap hari Minggu di Dropbox :
1. Kumpulkan 5 sampah kemasan kosong Unilever
2. Masukkan ke Dropbox
3. Isi form penukaran langsung gimmick di dropbox
Dapatkan hadiah gimmick reguler.
Atau :
1. Kumpulkan 5 sampah kemasan kosong Unilever
2. Beli produk Unilever sebanyak Rp. 30.000
3. Masukkan sampah ke Dropbox
4. Isi form penukaran langsung gimmick di dropbox
Dapatkan hadiah gimmick spesial.
Ayo kumpulkan sampahnya dan dapatkan hadianya!
pilah sampah yuk |
Waah alhamdulillaah skrg ada pihak besar yg memulai pemisahan sampah ya mak. Plastik ini memang paling gampang diurai tp paling bisa didaur ulang. Saya pernah juga menulis tentang pemisahan sampah di belanda tapi krn waktu itu saya baru sampe sini hihihi...
BalasHapus