Agar Menabung Terasa Lebih Menyenangkan
sudah menabung hari ini? |
Merasa tersanjung kalau ada teman yang curhat, tentang apapun itu. Tapi suka sedih kalau curhatnya tentang keuangan, karena pengin juga curhat masalah keuangan, biar sama – sama sedikit terangkat “beban” ini. Kadang, curhat hanya untuk ingin didengar, itu sudah bikin lega. Nah, kalau curhat tentang keuangan, nggak hanya ingin didengar, tapi mau dong bertukar pikiran, mungkin aja jalan keluar.
Begini ceritanya, ada teman yang curhat kalau sekarang lagi masa paceklik alias jarang dapat orderan. Kaget juga sih kalau ada yang bilang bloger bisa mengalami masa paceklik. Dan sempat bikin aku berpikir ke dapan, emangnya profesi bloger apa menjanjikan ya? Beberapa tahun lagi, apa bloger masih dibutuhkan, nah loh!
Jujur saja, sebelum memutuskan untuk terjun sebagai bloger yang totalitas, sudah kepo duluan sama bloger lainnya, dan memang sih jadi bloger harus monetize diri sendiri, jangan stagnan di area itu – itu saja, harus mengikuti perkembangan zaman. Tahu sendiri kan perkembangan aplikasi banyak banget, semua bisa jadi penulis dan fotografi andal hanya berbekal eksis di sosmed, apalagi instagram, wuih banyak kan selebgram yang sukses mendulang “hanya” bermodal story telling, keunikan dan foto yang kece. Tenang, jangan anggap sebagai halangan, tapi tantangan untuk terus berkembang! Sekarang ngeblog nggak hanya dituntut untuk menulis, hmmm… oke sih content is king, tapi kalau mengembangkan sayap dan nggak hanya mengharapkan rejeki dari menulis, bloger wajib belajar sebanyak – banyaknya dan mengikuti perkembangan dunia digital, seperti fotografi, videografi, atau belajar menguasai bahasa asing agar konten blognya bisa go international. Jadi bloger itu kudu strong!
Dari dulu untuk menyiapkan diri jika ada musim paceklik ketika ngeblog sudah siap dengan dana di tabungan, ngumpulin duit koin di toples, kalau sudah banyak, ditabung di bank. Saat ini aku nggak hanya mengandalkan blog saja, karena ada sumber pendapatan lain, tetapi harus pinter ngatur duit, nggak kalap belanja untuk barang nggak penting, kalau ada uang lebih bisa ditabung atau diinvestasikan ke peralatan untuk menunjang profesi, misal membeli laptop atau kamera yang lebih mumpuni.
Kalau peralatan kita dirasa sudah mumpuni, lebih baik duitnya ditabung. Menabung nggak susah kok, yang penting konsisten. Atau jika kamu pengin nabung lebih menyenangkan dan bikin deg – degan, ikut aja 52 weeks money challenge, biar semangat! Seperti dikutip di web theasianparent Indonesia, 52 weeks money challenge merupakan tantangan menabung secara progresif.
Apa yang harus disiapkan untuk 52 Weeks money challenge?
1. Niat yang kuat, karena tantangan ini tantangan menabung secara progresif.
2. Tentukan target. Biar nggak malas di tengah jalan, ingat niat untuk ikut challenge ini, misalnya duit hasil ikut tantangan ini untuk menikah, atau untuk Umroh. Nah, kalau nanti semangat kendor, inget deh niatnya untuk ikutan 52 Weeks money challenge.
3. Menabung secara progresif maksudnya menabung secara berlipat, terus menerus, misalnya minggu pertama nabung 5000, minggu kedua nabung sebesar 10.000, minggu ketiga 15.000 begitu seterusnya hingga minggu ke – 52.
4. Ih kok bikin pusing, kan semakin lama, kita harus mengeluarkan duit yang besar untuk menabung?! Nah, namanya juga tantangan harus bikin kita bekerja keras untuk menabung. Mending duit yang biasanya buat jajan, ditabung aja. Insya Allah, akan ada manfaatnya, bikin kita disiplin untuk menyisihkan uang untuk menabung, konsisten!
5. Nominalnya tergantung kamu, bisa dimulai dari uang 5000, 10.000, atau kalau terlalu berat ya, 1.000. Tapi, tentu saja hasil akhir kalau menabung 5000 dengan 1000 diawal pasti hasilnya beda juga.
Atau yang masih nggak pede untuk ikutan 52 Weeks Money Challenge, lakukan kegiatan menabung secara konsisten terlebih dahulu, buat target selama sebulan harus menabung berapa duit. Misalnya target setiap bulan, harus menabung 500.000, atau 1.000.000. kuncinya untuk membiasakan menabung adalah konsisten dan disiplin!
Tertarik?
Kalau uangnya sudah terkumpul sebesar 500.000 atau 1.000.000 lebih baik ditabung di bank, daripada disimpan di rumah. Karena semua bank yang ada di Indonesia dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) , baik itu bank umum (konvensional dan syariah) maupun BPR (maupun BPRSyariah) semua dijamin oleh LPS
sumber : LPS (twitter) |
Jenis – jenis simpanan yang dijamin oleh LPS :
Sumber : LPS (twitter) |
a. Bank konvensional
1. Giro
2. Deposito.
3. Sertifikasi Deposito.
4. Tabungan.
5. Bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
b. Bank Syariah.
1. Giro Wadiah dan Mudharabah.
2. Tabungan Wadiah dan Mudharabah.
3. Deposito Mudharabah.
4. Simpanan lain yang ditetapkan LPS.
Sumber : LPS (twitter) |
Kegiatan Usaha BPR :
- Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
- Memberikan kredit.
- Menyediakan Pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
- Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau pada tabungan bank lain.
Sumber : lps.go.id |
Jadi, seandainya bank tempat kita menabung ternyata dilikuidasi, nggak cemas, karena LPS akan menjamin, tentunya ada kriteria Simpanan Layak Bayar, yang disebut 3T, apa saja?
1. Tercatat dalam pembukuan Bank.
2. Tingkat bunga tidak melebihi tingkat bunga penjaminan LPS.
3. Tidak melakukan tindakan yang merugikan Bank (Kredit macet).
sumber : LPS(twitter) |
Ayo menabung saat ini juga! Agar masa akan datang tidak merasakan masa paceklik!
Ya Allah celen setahun. Tapi seru tuh ya. Godaannya beraaaattt. Hahahah
BalasHapus