Dear "Sahabat"
Seharusnya sahabat hadir dalam keadaan senang maupun sedih, tetapi kamu beda..
Seharusnya sahabat ada di garis depan ketika segerombolan orang memfitnah ku, tetapi kamu beda..
Seharusnya sahabat menjadi orang pertama yang mendegar curhatku.. tetapi kamu beda..
Ketika aku jatuh cinta, sahabatku adalah orang pertama yang mengetahuinya, tetapi kamu memanfaatkannya..
Berbagi cerita, berbagi derita, karena bebanku adalah bebanmu, begitu sebaliknya. Tetapi aku tak ingin membagi yang lain dengan mu, jangan meminta lebih.
Dimana hatimu saat berjalan mesra dengan kekasihku?
Mengapa kamu hadir sebagai pembawa kesedihan ku yang amat dalam?
Apakah kamu berada di garis depan ketika aku dan kekasih ku bertengkar? bersiap diri mengambil kekasihku?
Apakah ketika aku curhat, kamu membayangkan akan memiliki kekasihku? yang kini telah benar-benar engkau miliki.
BACA JUGA : BUKAN TEMAN MELAINKAN SAHABAT
Apakah ketika aku jatuh cinta kepada seorang Pria, kamu juga ikut jatuh cinta kepada lelaki yang sama?
Tetapi untunglah kamu telah pergi entah kemana, tak pernah menemui aku. Aku pun tak pernah mencari mu. Kamu pergi dengan rasa malu atau rasa pilu, maaf aku tak peduli lagi.
Sahabat, kekasih bukan untuk dibagi, meskipun kamu sahabatku.
Posting Komentar untuk "Dear "Sahabat""
Maaf moderasi terlebih dahulu, karena banyak spam. Terimakasih yang sudah berkomentar :)